Monday, September 12, 2011

Getir

..beberapa helai kertas ia habiskan pagi itu. Kali ini lelaki kurus itu benar-benar kehabisan kata. Dihempaskannya pensil yang hampir habis karena digigitnya. Beranjak dan nyala sebatang roko mulai dimulutnya sejurus kemudian.
Pukul 22:58 belum juga selesai pesan terakhirnya itu. Beralih ke laptop merah..dan ini adalah kata-kata yang berhasil ia kumpulkan... Anakku, hari ini aku memutuskan untuk pergi...seandainya kamu bertanya mengapa aku pergi, semoga kamu dapat menemukan jawabannya disini. Dalam hidupku aku mungkin tidak akan pernah kenal kata pulang. Aku akan selalu melangkah kedepan bukan kebelakang. Tidak ada yang aku cari didunia ini selain kebahagianmu..masa depanmu.. Bapakmu ini orang yang tidak begitu pandai menjaga sikap dan perbuatan...tidak pandai dalam urusan rumah tangga.. Aku tidak ingin melukai perasaanmu setiap kali aku berbicara dengan ibumu. Yang aku tau kamu pasti terluka. Seandainya bisa aku bayar luka itu katakan padaku berapapun harganya...diriku sekalipun. Nak..kelak nanti kamu jagalah adikmu, dia bukan darah dagingku tapi dia darah daging ibumu juga.. sayangilah dia seperti aku juga menyayanginya. 12:32 postingan cerpen getir.

4 comments:

  1. terus terang aku tdk berani berkomentar, takut salah kata

    memang tdk selalu mudah ya jadi ortu begitu juga lahir dan tumbuh sbg anak

    btw, boleh tahu alamat imelnya Hiu ? thank u

    ReplyDelete
  2. boleh Ely... nhendra.hiu@gmail.com/nhendra_hiu@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  3. Dan hasil akhirnya, perceraian ya? :)

    Miris sekali. Nice share.

    ReplyDelete