Jauh dari kebisingan, 30 kilometer arah selatan dari pusat kota. Nama tempat di daerah itu semuanya menggunakan kata "sangkan" kata Devi artinya rekreasi, tapi aku ga percaya suka ngaco tu anak. Kalau dari jawa-nya kayaknya lebih ke arti 'asal'.
Ada beberapa Resort dan Hotel disana, dengan Rp. 510.000 (tarif weekend) udah dapet kamar delux full privacy. Tidak ada yang istimewa di daerah ini selain air panas yang mengalir menghangati malam.
Banyak tempat menawarkan jasa pemandian mulai dari hotel bahkan kamar2 mandi pinggir jalan, semua airnya dari sumber mata air panas alami. Yang menarik, selain menyewakan kamar mandi, ada beberapa tempat yang juga menyiapkan 'teman mandi' nah loh! ini-pun aku ketahui secara tidak sengaja dari room boy yang menawarkan jasa.
Dari obrolan warung rokok pinggir jalan, seorang laki2 menawarkan Jasa full service 'Mandi plus' kalo aku boleh bilang. Tidak banyak bicara yang ga keruan, kami lewati dingin malam itu 5 menit dari hotelku menginap. Tak berapa lama aku tiba dilokasi.
Setelah masuk pekarangan tampak seperti sebuah resort kecil kamar-kamarnya melingkari sebuah jacuzzi yang lumayan besar ..hampir mirip kolam renang, tapi melihat beberapa pasangan disana sepertinya ini memang jacuzi. Kesan pertama: kotor, basah dimana-mana, jangan harap ada privacy disini tapi hangat pasti. Untuk sekedar menghabiskan malam lumayanlah sambil nyari kenalan. Lelaki itu mengajakku menyusuri kamar2
-lebih tepatnya kamar mandi melingkar memutari jacuzzi, berbeda dengan jacuzi-nya kamar mandinya tampak lebih bersih, dan nyaman.
Berseberangan dengan pintu masuk, terdapat semacam gerbang yang terbantuk dari tanaman merambat di kanan-kirinya, dari sana beberapa lorong diarahkan ke jacuzi2 kecil yang tersebar tak beraturan . Jacuzi itu dilengkapi dengan bale bertirai di belakangnya, antara jacuzi satu dengan yang laen dipisahkan taman2 kecil yang berserak begitu saja, justru menciptakan privacy yang 'berbeda'.
Lelaki itu bermaksud meninggalkan aku dengan menjabat tangan dan isyarat "....tips-nya?"
Mudah sekali orang bekerja di tempat wisata. Begitu setiap kali aku berpikir ketika harus merogoh tips. Mungkin suatu hari aku lebih memilih untuk mencari tips daripada gaji. Setelah menerima 2lembaran ungu, lelaki itu baru mau pergi.
Jacuzi itu berbentuk melingkar, bak tempurung kelapa yang dihujani sehari semalam..tidak ada lampu dari dalam air seperti kulihat di TV, hanya temaram lampu2 sorot untuk taman menerobosi airnya yang beriak karena airnya yang jatuh dari sepotong bambu. Dibelakang jacuzi itu sebuah bale dengan kanopi bertirai putih transparan. Lampu yang diletakkan ditengah kanopi itupan hanya lampu dengan watt kecil. Seorang perempuan segera berdiri dari bale ketika melihatku datang. Dia mengenakan kain putih yang dililit di pinggang dengan tambahan selendang yang mengikat masih dipinggang pula...berjuntai menghalangi jenjang kaki-kakinya yang berlomba untuk kulihat, putih bersih memang. Dengan atasan thank top warna putih, Casual. Aku nikmati sesaat wajah yang bersih dari riasan, belia seperti masih mengenakan seragam SMA. Tapi aku tahu semenit berikutnya dia sudah 22. Tak begitu penting namanya waktu itu, dia bilang akan menempati jacuzi yang sama setiap hari jum'at dan sabtu, menjawab ketika aku bertanya.
Aku nikmati spa jacuzzi malam itu berbincang, tak ada yang penting, tak ada pembicaraan yang menyinggung nafsu...hanya ragu. Diakhiri dengan pijat terapi di bale yang begitu nyaman malam itu, masih juga dia diam tidak menawarkan 'jasa'. Sempat aku tertidur ketika suara lembutnya membangunkan aku.
Setelah menerima beberapa lembar tips aku bertanya.... dan ... jawabnya ...
Maaf pak jika bapak mau nanti biar saya cariin, tapi maaf saya tidak bisa pak. Dan aku menghargainya. Tempat ini memang tempat mandi plus seperti yang dikatakan room boy hotelku..tapi plus pijat tentu saja..