Friday, March 13, 2009

HRD experiental accident

Secara tidak sengaja aku bertugas sabagai penerima pelamar kerja beberapa waktu lalu, meski tidak ada background apapun dalam bidang HRD (Human Resource Departement)
Sedikit cerita yg mungkin bisa saya bagi untuk calon pelamar kerja...

Selama menerima berkas lamaran aku mengabaikan performance, tampilan luar atau mungkin boleh dibilang physical orientation. Sengaja memang untuk aku lebih obyektif ketika menyeleksi berkas lamaran. Meskipun nantinya teryata mempersulit aku juga saat melihat foto yang menunjukan perbedaan jauh dengan usia yang tertulis...
- Jika kalian menyerahkan berkas lawaran pastikan staff yang bersangkutan mengingat betul penampilan kalian hari itu. Jika perlu kenakan riasan atau baju yang kalian pakai dalam foto yang kalian sertakan dalam berkas lamaran itu. He he he

Pekerjaan menyeleksi berkas itu menyita waktu lumayan banyak... sehingga kemudian aku membuat list yg benar2 aku butuhkan dari informasi berkas lamaran, berdasarkan kebutuhan job description kemudian list berikut membantuku banyak:
1. Sex
2. Job experient
3. Academic record (discipline end expertise)
4. Photograph

Jadi berikan informasi sejelas jelasnya tentang jenis kelamin anda (most important)baru kemudian menjelaskan hal lainnya seperti pengalaman kerja, pendidikan terakhir berikut disiplin ilmu.. dan lampirkan pas photo yang bener bener fresh.. baru tadi malam di jepret. :D

70% hasil seleksi dari semua berkas akhirnya kami panggil pagi hari berikutnya.
Untuk kemudian mengikuti tes seleksi tertulis tahap pertama. Tes ini bersifat general untuk mengukur spirit, attitude, dan personal performance. Ya selama mereka antri absen, antri test dan selama test aku memperhatikan betul bagaimana calon karyawan membawa diri.. kategorinya adalah:
1. Fruity fresh (lulusan kemaren)
2. Marlin attach (Real job hunter don't care what job it was any job are welcome)
3. Umar bakri (Karyawan sejati, belum wawancara juga sudah nanya jam kerja bagaimana, gajinya kira2 berapa..... hwaaaa)
4. Premium high end (profesionalisme know why they sent application to us)
5. Low enforce high quality < ini karena aku tidak menemukan initial yang cocok intinya yang memiliki kemampuan standar dan berkemauan keras untuk bekerja dan memahami deskripsi kerjanya.. dan mau dibayar murah... he heh he (honestly)

Selama test tertulis semua berjalan lancar, malah kemudian ada bantuan team HRD dari Jakarta. Thanks guys! It's always hard when we were alone. Dan ketika aku ajukan konsep recruitment mereka sangat welcome..

Nha pas wawancara ada beberapa catatan yang aku bagi

1. Jabat Tangan
saat jabat tangan cepat memang, tapi aku berharap ada komunikasi yg terjadi sesaat itu. Minimal untuk tahu dia siap wawancara atau tidak..
Yang aku anggap siap:
- Jabat tangan + Tatapan mata, sedikit senyum yang tidak berlebihan, cukup.
bukan jabat tangan yang:
- Gemetar, dingin, lembab (pd kurang)... menggenggam erat sampai meringis aku-nya (agresif).. apalagi yang hanya sambil lalu. (-5) untuk 25 point yang nantinya didapat dari hasil wawancara.

Tentang tatapan itu juga sebenarnya sedikit banyak dapat aku tangkap maksud hati yang ragu, setengah2, dan malas ogah2-an. Sedikit yang memberikan tatapan mata seolah berbicara senang bertemu dengan anda, dan saya sangat ingin bergabung dengan anda di perusahaan ini.

ini yang aku dapat berikutnya ..Tiga langkah jabat tangan yang baik:
* Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak sedang memegang benda lain.
* Ketika menggenggam tangan lawan, berikan kehangatan namun pastikan ada ruang udara.
* Jabat tangan dengan profesional, sopan, genggaman mantap, dan senyum hangat.

2. Tatapan
Ketika Anda bertemu dengan si pewawancara, tatap matanya dan berpikirlah, “Wah, senang rasanya bisa bertemu dengan Anda!” Hal ini akan membantu Anda tersenyum dari dalam hati, dan ia akan mendapati sinyal tersebut dengan mood positif. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita senangi secara otomatis pupil mata akan membesar, ini merupakan fenomena yang secara insting ditangkap manusia lain.

Selama wawancara kerja, pastikan kontak mata Anda berada dalam seputaran segitiga terbalik wajah si pewawancara. Yakni di antara titik luar alis kiri, ke hidung bagian bawah, dan titik luar alis kanan. Menatap bibir seseorang dianggap pelanggaran seksual, sementara menatap dahi seseorang dianggap merendahkan.

3. Postur Tubuh
Upayakan untuk duduk lurus, agar kepercayaan diri muncul dari sana. Jika Anda merasa rendah diri dan jenuh, coba perhatikan cara Anda duduk dan berdiri. Duduk tidak rapi atau berdiri sambil bersender bisa menekan dada dan mengurangi asupan udara ke paru-paru, yang menyebabkan kegugupan dan ketidaknyamanan.

4. Posisi Kepala
Untuk meningkatkan rasa percaya diri selama wawancara, posisikan kepala Anda tegak secara horizontal dan vertikal. Ini memberikan sinyal bahwa Anda serius dalam menggapai tujuan. Namun ketika dalam percakapan, untuk terlihat lebih bersahabat, miringkan sedikit kepala Anda untuk menunjukkan simpati.

5. Tangan dan Lengan
Tangan dan lengan memberi penilaian akan seberapa "menerimanya" kita. Jadi, upayakan tangan Anda berada di samping tubuh. Ini menunjukkan bahwa Anda bersikap terbuka dan siap menerima apapun yang datang kepada Anda.

Orang pendiam cenderung melipat dan menjauhkan lengan mereka dari badan, sementara orang yang supel cenderung menggambarkan maksud dengan gerakan tangan sambil berbicara. Upayakan gerakan tangan tak jauh dari badan Anda, supaya tak terlihat berlebihan. Jangan melipat tangan di depan dada selama wawancara, karena Anda akan terlihat defensif.

Dua arti gerakan tangan:
* Telapak tangan menghadap ke luar dan ke atas berarti orangnya terbuka dan bersahabat.
* Telapak tangan menghadap ke bawah berarti tipe orang yang dominan dan kemungkinan agresif.

6. Tanpa disadari, kaki cenderung bergerak di luar batas normal ketika kita gugup, stres, atau sedang kebingungan. Mengatasinya? Upayakan kaki kita setenang mungkin selama wawancara. Jangan biarkan kaki Anda terlipat, karena seakan-akan hal itu menciptakan batasan antara Anda dan si pewawancara.

ga banyak point wawancara yang aku record kemudian. Hanya berkisar tentang kesanggupan job desc, salary dan family background thats it. Lainnya aku ambil point dari sikap dia selama ngobrol.

semoga bermnfaat.